Pada tahun 1955, Eugene Polley menciptakan remote control yang tidak
berkabel. Bentuknya mirip seperti alat pengering rambut atau hair dryer.
Alat itu dinamakan “Flash-Matic” dan dapat mengarahkan sinar yang
terlihat oleh mata. Sinar tersebut dapat mengaktifkan empat tombol pada
televisi, termasuk mengganti tampilan layar TV, mengecilkan suara atau
mengganti saluran TV
.
.
Sayangnya, penemuannya itu bergantung pada sinar yang terlihat oleh
mata, sehingga alat itu menjadi tidak berfungsi jika terkena paparan
sinar matahari atau pun sinar lampu mobil yang lewat.
Ide tentang remote control tak berkabel tersebut pertama kali
dilontarkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1893. Namun, baru pada tahun
1955, Polley, seorang insinyur yang bekerja pada Zenith Radio Corp-
perusahaan pembuat TV- mengusulkan untuk menciptakan remote TV tak
berkabel.
Eugene Polley, dijuluki sebagai 'Bapak Remote Control' meninggal dalam
usia 96 tahun di Chicago, AS. Eugene Polley, dijuluki sebagai 'Bapak
Remote Control' meninggal dalam usia 96 tahun di Chicago, AS.
Kini, penemuannya tersebut memberi banyak manfaat bagi jutaan pemirsa
TV di Amerika. Polley pun mendapat sebutan sebagai “The Father of the
Remote Control” atau bapak pencipta remote control.
Dalam sebuah wawancaranya dengan harian Baltimore Sun pada tahun 2000,
Polley mengatakan, ciptaannya itu membuatnya merasa bahwa hidupnya tidak
sia-sia, karena ia membuat penemuan yang bermanfaat bagi manusia,
seperti seorang penemu yang menciptakan toilet yang dapat menyiram
sendiri.
Walaupun demikian, pada awal peluncuran remote control tersebut, tidak
semua orang menyukai ide untuk menggunakan remote control. Saul Bellow,
seorang novelis mencela penemuan tersebut karena membuat pemirsa kerap
mengganti saluran TV sehingga sulit mengikuti jalan cerita suatu film.
Sejumlah studi tentang penggunaan remote TV pun dilakukan pada tahun
1980-an. Hasil studi itu menunjukkan, laki-laki dan perempuan
menggunakan alat tersebut secara berbeda.
Perempuan cenderung menonton satu saluran TV sedangkan laki-laki kerap
mengganti saluran TV dan ingin menonton dua acara TV pada saat yang
bersamaan. Sebuah studi lain juga dilakukan pada tahun 1996 terhadap 36
pasangan yang menggunakan remote control. Sebagian responden perempuan
mengeluhkan penggunaan remote control karena pasangannya sering
mengganti saluran TV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar